Struktur Tubuh Virus dan Ciri-cirinya- Virus
sebagaimana telah disinggung di atas, mempunyai struktur yang sangat
sederhana seperti terlihat pada Gambar 2.3. Virus hanya terdiri
atas suatu materi genetik berupa DNA atau RNA yang dikelilingi oleh
suatu protein pelindung yang disebut capsid. Pada beberapa virus,
seperti virus herpes dan virus influenza, dapat pula dilengkapi oleh
pembungkus atau “envelope”, dari lipoprotein (lipid dan protein).
Pembungkus ini merupakan membran plasma yang berasal dari sel inang
virus tersebut. Suatu virus dengan materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein disebut partikel virus atau virion.
Pada umunya struktur tubuh
virus tersusun atas asam nukleat dan kapsid, selain itu ada juga truktur
tubuh virus tambahan. Asam nuklead terdiri atas deoxyribonucleic acidatau
asam deoksiribonukleat (DNA) dan RNA. Adanya asam nukleat inilah yang
menjadi ciri bahwa virus dapat dikategorikan sebagai makhluk hidup.
Kapsid merupakan selubung protein yang membungkus asam nukleat. Kapsid
tersusun atas beribu – ribu molekul protein yang disebut kapsomer.
Kapsomer mempunyai bentuk bermacam – macam dan menentukan bentuk luar
dari virus itu sendiri.
Kapsid bersamaan dengan asam
nukleat yang membungkusnya disebut nukleupsid. Pada virus tertentu,
nukleokapsid dbungkus lagi oleh selubung tambahan yang mengandung
protein, glikoprotein dan juga lipida. Untuk virus berbentuk heliks,
protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung
dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang
sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini
disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi
oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang
disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.
Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel
inang pada awal infeksi. Virus cacar air memiliki selubung virus.
1. Kapsid
Kapsid merupakan lapisan
pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk heliks (batang),
misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada virus
adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang
paling kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang
pertama kali dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri
Escherichia coli, ketujuh faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2),
tipe 3 (T3) dan seterusnya sesuai dengan urutan ditemukannya. Kapsid
virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak
terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini
bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan
terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri
ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus
sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein.
Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein
untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian
jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya
protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel. Virus
yang strukturnya sempurna, matang, dan mampu menginfeksi sel hidup
disebut virion. Fungsi kapsid bagi virion adalah sebagai berikut.
1. Melindungi asam nukleat virus dari kerusakan, misalnya oleh enzim pencernaan (nuklease).
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor (tempat melekat) pada permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi.
2. Pada permukaan kapsid terdapat bagian untuk mengenali reseptor (tempat melekat) pada permukaan sel inang.
3. Menyediakan protein enzim untuk menembus membran sel inang ketika melakukan infeksi.
Seperti yang telah dijelaskan
pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus,
yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid
dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan
glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan
protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam
kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor
protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut
digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
2. Kapsomer
Kapsomer adalah subunit-subunit
protein dengan jumlah jenis protein yang biasanya sedikit, kapsomer
akan bergabung membentuk kapsid, misalnya virus mozaik tembakau yang
memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan tersusun dari seribu
kapsomer, namun dari satu jenis rotein saja. Partikel lengkap virus
disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi en, sedangkan
komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
enginfeksian sel inang.
3. Struktur tambahan lainnya
Struktur tambahan lainnya,
yaitu selubung virus yang menyelubungi kapsid dan berfungsi untuk
menginfeksi inangnya. Selubung ini terbentuk dari fosfolipid dan protein
sel inang serta protein dan glikoprotein yang berasal dari virus itu
sendiri. Tidak semua virus memliki struktur tambahan ini, ada beberapa
yang memilikinya, misalnya virus influenza. Secara kebetulan faga tipe
genap yang diketemukan (T2, T4 dan T6) memiliki kemiripan dalam
struktur, yaitu kapsidnya memiliki kepala iksohedral memanjang yang
menyelubungi DNA dan struktur tambahan lainnya, yaitu pada kepala
iksohedral tersebut melekat ekor protein dengan serabut-serabut ekor
yang digunakan untuk menempel pada suatu bakteri. Virus mempunyai
sifat-sifat yang membedakannya dari mikroorganisme yang lain, yaitu:
- dalam tubuh virus terkandung salah satu asam nukleat, DNA atau RNA saja;
- dalam proses reproduksinya, hanya diperlukan asam nukleat;
- berukuran sangat kecil sekitar 20 – 300 milimikron;
- virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel hidup, dapat dikatakan virus bukanlah makhluk hidup yang mandiri, melainkan makhluk hidup yang memanfaatkan sel-sel hidup untuk memperbanyak diri;
- multiplikasi terjadi pada sel-sel hospes;
- dapat dikristalkan (sebagai benda tak hidup) dan dapat dicairkan kembali.
0 komentar:
Posting Komentar