Tetapi apa yang terjadi?
Ketika ibu itu mendengar bahwa bayinya biasa disebut ET, dengan serta merta ia mengatakan, “Saya menyukai nama itu. Manis sekali kedengarannya.” Ketika ditanya mengapa sang ibu bersikap demikian terhadap si ET yang buruk rupa itu, ia menjawab, “Ketika saya mendengar bahwa saya akan mendapat seorang anak angkat, saya menjadi sangat gembira. Saya sudah mulai mencintainya. Ketika saya menerima ET ke dalam pelukan, saya melihat anak saya sendiri, darah daging saya. Dalam diri ET saya melihat diri saya sendiri. Saya gembira sekali, bahagia, dan saya menyayangi ET.”
Tidaklah mengherankan bila setelah beberapa hari dalam rawatan ibu angkatnya yang penuh kasih sayang, si ET sembuh dari sakitnya, dan bertumbuh menjadi anak yang montok, sehat, lucu, dan menyenangkan.
Bukankah cerita ET adalah cerita tentang diri kita sendiri? Apa yang membuat kita tampak begitu menarik di mata Allah sehingga Ia memilih kita menjadi anak-anakNya? (Sumber: Intisari)
0 komentar:
Posting Komentar